Jumat, 23 November 2018

KOTA SATELIT UNTUK MAKASSAR DAN KAWASAN MAMMINASATA

Kota Satelit Makassar, Kawasan MAMMINASATA

KOTA SATELIT UNTUK MAKASSAR DAN KAWASAN MAMMINASATA

Pada artikel ini saya akan membahas 2 kota yang merupakan kota satelit yang dimana kota tersebut dijadikan sebagai kota penunjang Kota Makassar.

Mengenai pengembangan kawasan Metropolitan Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar). yang dimana Kecamatan Pattalassang Kabupaten Gowa diproyeksikan akan menjadi kota satelit baru.

Tanjung Bunga sebagai kota penunjang Makassar.

Beberapa waktu terakhir ini, banyak diperbincangkan masalah ”kota satelit”. Kota satelit adalah lingkungan pemukiman berskala besar yang baru, direncanakan dan dibangun, dalam jarak ulang-alik yang memadai ke kota metropolitan, untuk menampung luapan pertambahan penduduk kota. Pengembangan kota satelit merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi masalah kota raya. Pada kota satelit ini, dibangun tempat kediaman dengan fasilitas dan pelayanan umum seperti pendidikan, kesehatan, perdagangan, dan lain-lain.

Sebagaimana masalah yang dihadapi oleh kota-kota besar pada umumnya, kota Makassar merupakan salah satu kota besar di Indonesia juga memiliki masalah dalam hal permukiman dan penduduk. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah kota setempat melakukan pengembangan kawasan Tanjung Bunga sebagai alternatif hunian baru atau sebagaimana yang telah dijelaskan dengan istilah ”kota satelit”. Pengembangan yang dilakukan dilakukan dalam empat zona sebagai berikut:

1. Zona Pengembangan Kawasan Pariwisata.
      Dikembangkan sebagai daerah tujuah wisata andalan Sulawesi Selatan. Selain memanfaatkan potensi alam yang dimilikinya berupa Sungai Jeneberang, Danau Tanjung Bunga serta Pantai Akkarena untuk pengembangan wisata bahari, di dalam kawasan Tanjung Bunga juga akan dibangun industri pariwisata lainnya seperti wisata pantai, wisata air, wisata religius, wisata budaya, wisata keluarga serta wisata anak-anak.
  Beberapa sarana dan prasarana pariwisata yang dikembangkan untuk melengkapi industri pariwisata di Tanjung Bunga adalah commercial recreation center, fasilitas wisata air, games center, play land, art and culture shop, harbor activities, water park, parking area, hotel dan restoran.
   Saat ini fasilitas wisata yang telah dikembangkan di kawasan Tanjung Bunga adalah Pusat Rekreasi Akkarena. Area wisata yang tepat berada di pesisir pantai barat Selat Makassar ini merupakan daerah tujuan wisata primadona bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Beberapa sarana dan prasarana wisata yang telah disediakan di Pusat Rekreasi Akkarena meliputi Dermaga Akkarena, Plaza Oval, Menara Air, Taman Bermain Anak-anak, Restoran Akkarena, Pusat Permandian Pantai Akkarena, meeting room, Poliklinik serta fasilitas wisata air.

2. Zona Pengembangan Kawasan Bisnis.
         Dikembangkan sebagai kawasan bisnis dan komersial. Fasilitas perniagaan yang disediakan antara lain seperti pusat-pusat perbelanjaan, perkantoran, perbankan, amusement, convention center serta exhibition center. Pengembangan kawasan ini dipusatkan di sepanjang Jalan Metro Tanjung Bunga, yang merupakan jalan poros utama Kota Raya Mamminasata.
       Pada akhir tahun 2002 telah dibangun Global Trade Center (GTC). Pemancangan tiang pertama dari pusat bisnis dan perdagangan terbesar di Kawasan Timur Indonesia ini dilakukan oleh Wakil Presiden RI, Hamzah Haz. GTC dibangun di atas lahan seluas 20.000 m2 dan berkonstruksi 4 lantai. Area parkir dibangun di lantai 4 dan dapat menampung sekitar 1500 unit mobil. Pembangunan GTC ini adalah tahap pertama dari rencana pembangunan Makassar Commercial District (MCD) di atas lahan seluas 150.000 m2. Selain GTC, juga akan dibangun apartemen, hotel, hypermarket, perkantoran, pertokoan serta sarana dan prasarana penunjang kegiatan bisnis lainnya.

3. Zona Pengembangan Kawasan Permukiman.
 Dikembangkan sebagai kawasan permukiman terpandang dan terkemuka di Sulawesi Selatan. Dalam pengembangannya, kawasan ini juga dilengkapi dengan fasilitas umum dan fasilitas sosial seperti tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, pusat pelayanan pemerintahan, sarana olahraga serta taman bermain.
        Pembangunan kawasan permukiman di Tanjung Bunga ini memiliki arti penting bagi pembangunan daerah. Kawasan permukiman di Tanjung Bunga ini mampu menyerap kebutuhan masyarakat akan perumahan yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Di samping itu, pengembangan kawasan permukiman ini akan ikut memacu kegiatan pekonomian dan perdagangan, baik skala kecil, menengah maupun besar.

4. Zona Pengembangan Kawasan Olahraga.
        Dikembangkan sebagai pusat kegiatan olahraga. Pengembangan kawasan olahraga ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah daerah di bidang olahraga. Potensi alam berupa Danau Tanjung Bunga saat ini telah dikembangkan sebagai Venues Dayung. Danau ini memenuhi standart internasional dari FISA (Fédération Internationale des Societes d’Aviron), baik untuk penyelenggaraan event olahraga dayung nasional dan internasional maupun sebagai Regatta Coars.
   
Konsep keempat zona pembangunan di atas telah sangat matang termasuk dalam hal lingkungan. Pembangunan yang sedang berjalan juga telah memperlihatkan tindakan penghijauan lingkungan yang dapat dijumpai pada jalan dan lingkungan perumahan. Namun masih ada beberapa perumahan dan bangunan yang tidak ramah lingkungan yaitu tanpa penanaman pohon, tidak diterapkan konsep 60 : 40, yaitu 60 % lahan untuk bangunan dan 40 % untuk lahan kosong sebagai lahan resapan, atau pengadaan sumur resapan. Hal ini harus diperhatikan dalam upaya pengembangan Tanjung Bunga selanjutnya, sehingga tidak menimbulkan kerugian di masa depan.

Mamminasata, Kota Satelit Baru Makassar

Kecamatan Pattalassang Kabupaten Gowa diproyeksikan akan menjadi kota satelit baru dalam pengembangan kawasan Metropolitan Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar).

Posisi pengembangan berada di kawasan timur Makassar antara Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros dan Pattalassang Gowa.

Sekitar 3.500 hektare (ha) lahan diperuntukkan untuk membangun kawasan pemukiman terpadu penyanggah Kota Makassar sebagai kawasan perkotaan inti. Kawasan ini diarahkan untuk menampung sekitar 300 ribu jiwa penduduk.

Ini menjadi salah satu proyek prioritas pembangunan Mamminasata dan diharapkan menjadi kantung pemukiman jangka panjang mengantisipasi pertumbuhan penduduk di kawasan Metro Mamminasata.

Rencana pengembangan kawasan pemukiman terpadu tersebut dikatakan Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang selaku Koordinator Badan Kerja Sama Pembangunan Metropolitan Mamminasata (BKSPMM) di kantor Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Sulsel,

Untuk wilayah pengembangan  pertama (WP I) di kawasan ini merupakan wilayah inti kota baru Maros-Gowa yang diarahkan sebagai pusat pengembangan utama untuk pemukiman kelas menengah dan kelas bawah dengan kepadatan sedang dan tinggi.

Sedangkan WP II menjadi kawasan pengembangan selanjutnya yang didesain dengan kepadatan rendah dan diarahkan untuk pemukiman kelas menengah ke atas. Di kawasan ini juga akan  dikembangkan kegiatan rekreasi dan hiburan penunjang.
Saat ini, di kawasan pengembangan kota satelit baru ini sudah berdiri lapangan golf internasional, Padivalley Golf Club, yang berada di Desa Palantikang. Lapangan golf seluas 150 ha itu berada di kawasan kaki bukit yang tetap memiliki fungsi hijau dan fungsi ekonomis, selain fungsi interaksi sosial.

Lima komponen utama diharapkan bisa segera terbangun selain lapangan golf di kawasan ini di antaranya sub pusat kota, terminal, sport center, maupun pusat kegiatan utama.

Terminal diproyeksikan menjadi pusat transportasi antarkota yang diarahkan dengan rute utama regional ke arah Makassar, Bandara Sultan Hasanuddin Maros, dan Sungguminasa.

Pusat kegiatan utama direncanakan berada di WP I disekitar persimpangan rencana jaringan jalan Bypass Mamminasata dan jalan terusan Jl Abdullah Dg Sirua seluas sekitar 30 ha dari seluruh cakupan wilayah pengembangan.

Pusat kegiatan utama ini juga diarahkan untuk pembangunan pusat perdagangan dan jasa, pusat pemerintahan, dan  taman  kota. Sedangkan sub pusat kegiatan diproyeksikan melayani klaster kawasan pemukiman dengan cakupan sebagian wilayah pengembangan setingkat kecamatan seluas 21 ha berdaya tampung sekitar 100 ribu penduduk.

Sejauh ini proses pembebasan lahan menjadi kendala utama dari pengembangan Mamminasata termasuk kota satelit nantinya. Mantan Ketua DPRD Sulsel ini berharap pemda maupun swasta bisa bersama-sama melindungi tingginya harga pembebasan lahan.

Pembentukan Tim

Untuk pematangan kelanjutan  proyek  Mamminasata, Agus bersama pejabat teknis Pemprov Sulsel dan Kepala Bappeda  empat kabupaten/ kota mengikuti Pelatihan Counterpart untuk Proyek Peningkatan Pengelolaan Pengembangan perkotaan Kawasan Metropolitan Mamminasata di Jepang.

Dari hasil kunjungan tersebut, BKSPMM dibagi tiga tim. Untuk mekanisme pembangunan perkotaan tim berkunjung ke Kota Kamakura, Provinsi Kanagawa dan Kota Tokai di Provinsi Aichi.

Dari hasil studi tersebut akan diimplikasikan dalam penerapan Mamminasata. "Perencanaan dan pengendalian kawasan Kota Kamakura dan Tokai dapat diimplementasikan di Mamminasata. Sedangkan tujuan dan visi kota disesuaikan dengan kondisi Mamminasata," jelas Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Mamminasata Zulkarnaen Kitta dalam presentasenya.

Sedangkan untuk bahasan pembangunan kota baru skala besar, tim Mamminasata belajar di Kota Saito dan Osaka. Selain itu, tim juga belajar konsep pengembangan ruang terbuka hijau seperti di Kota Kamakura.

Kelak, pengembangan perkotaan di Jepang tersebut bisa diadopsi dalam pengembangan kota baru di Mamminasata kelak.

Di antaranya konsep land readjustmen dengan pelibatan masyarakat melalui pembentukan koperasi.

Selain itu, pemerintah sudah perlu menyiapkan lahan cadangan melalui land banking bagi pembangunan infrastruktur.

Zulkanain menambahkan yang terpenting dalam pengembangan Mamminasata yakni konsistensi aturan dan bentuk ketentuan teknis oleh warga. Kerja sama pemerintah dan swasta yang kuat, pembagian peran yang jelas antara pusat, provinsi, dan kabupaten.

Proyek prioritas mamminasata:

*Jalan arteri prioritas:
-Jalan Trans Sulawesi-Sulawesi Ruas Mamminasata (58 km)
-Bypass Mamminasata (panjang 49,1 km): Ruas bypass Maros, ruas tengah (akses KIMA-Jl Malino), akses Maros-Kima, Jl Malino
 -Jl Hertasning (4,9 km)
 -Jl Abdullah Dg Sirua (15,3 km)
 -Jalan Lingkar Luar (20,4 km)

*CPI:
-Lokasi: Eks tanah Tumbuh Metro Tanjung Bunga
-Pembangunan: pekerjaan kontruksi (penimbunan, jalan, jembatan, pemecah ombak, dan lainnya), wisma negara, museum 1000 Pahlawan Nusantara, monumen, masjid,
-Progres: Pekerjaan talud, penimbunan, kontruksi jalan, jembatan

*Jaringan air bersih: Meningkatkan optimalisasi dan efisiensi pemanfaatan sumber baku, mengurangi tingkat kehilngan air/ kebocoran, meningkatkan cakupan layanan air minum

*Pengolahan persampahan:
-Lokasi: TPA Baru di Pattalassang (Gowa) menggantikan TPA di Tamangapa.
-Produksi: Akan mengakomodasi limbah padat dari Makassar- Gowa dalam kurun 12 tahun.

*Kota Satelit Baru
-Lokasi: Di antara Kecamatan Moncongloe (Maros) dan Pattalassang (Gowa.)
-Menampung sekitar 300 ribu penduduk
-Potensi lahan: Jarak dekat dengan pusat strategis Mamminasata, luas perencanaan 3.500 ha, memiliki lereng relatif datar 0-8 persen, bebas banjir dan cocok untuk perumahan, merupakan simpol transportasi regional, dilintasi jalan arteri primer Bypass Mamminasata dan terusan Jl Abdullah Dg Sirua.
-Komponen utama: Terminal, golf course, pusat kegiatan utama, sub pusat kegiatan utama, sport center.

*Kawasan Pendidikan Mamminasata.
-Lokasi: Kecamatan Bontomarannu (Samata, Batangkaluku, Romangpolong, Tamarunang, Sunggumanai, Borongloe, Bontomarannu)
-Luas: 4,081 ha.

*Go Green Mamminasata

*Drainase dan IPAL:
-Drainase: Sekitar kawasan bandara, kawasan kampus Unhas, penyiapan drainase untuk kota baru, penyiapan rencana induk drainase untuk Mamminasata.
-IPAL Losari: Jl Tanjung Bunga Makassar.

Tidak ada komentar:

PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DAN KAITANNYA DENGAN AYAT AL-QUR’AN

  PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DAN KAITANNYA DENGAN AYAT AL-QUR’AN   A.     Pengertian Sungai dan Manfaatnya Sungai adalah...